"Masya Allah, banyak sekali yang telah kulewatkan ya. Kamu menyamar jadi Gabriel, itu yang paling sensasional."
Calvin tertawa. "Hanya ingin lebih dekat dengan adikku. Oh ya, kau sendiri bagaimana? Kenapa baru pulang sekarang?"
Sekarang mereka tersenyum melecehkan sambil menunjuk-nunjuk pintu studio. Siluet Abi Assegaf terlihat jelas di balik kaca.
"Lihat itu. Abi pujaan kita sudah tidak tampan lagi. Kemana rambutnya?"
"Yups. Lebih parah lagi kalau Abi kehilangan suaranya."
Suara Revan memelan ketika ia bercerita. "Aku menolong seorang bidadari. Bidadari cantik itu terlibat kasus prostitusi online. Seorang pengusaha membayarnya 80 juta."
Tanpa menghakimi, tanpa menilai, Calvin terus mendengarkan. Senangnya bersahabat dengan Calvin. Revan meneruskan.
"Bidadari itu tertangkap di hotel saat akan memulai bisnis lendir dengan si pengusaha. Tapi, menurut versinya, dia dijebak. Aku memberinya pendampingan secara psikologis. Menguatkan mentalnya."
"Mengapa kau ingin menolong bidadari itu? Siapa dia?"
"Adica..."
Produser acara dan pengarah teknik sontak menghentikan kegiatan body shaming mereka. Sosok tinggi dan tampan itu menjulang di hadapan mereka.