"Mestinya dia mengerti." jawab Abi Assegaf ringan.
"Aku tidak yakin, Abi. Aku..."
Calvin terbatuk di sela kalimatnya. Ia terbatuk lagi beberapa kali, wajahnya memias. Darah terjatuh ke telapak tangannya. Abi Assegaf melayangkan tatapan protektif khas seorang ayah.
"Calvin, are you ok?"
"I'm good. Hanya sedikit flu belakangan ini, Abi." Calvin menyeka hidungnya, mengabaikan khawatir berlebihan sang ayah kedua.
Sedikit flu? Tidak, ini tidak benar.
"Tetap saja tidak bisa dianggap sambil lalu bagi orang seperti kita. Sejak kapan kamu sakit? Abi panggilkan Dokter Tian ya."
Tawaran halus Abi Assegaf disambuti penolakan. Calvin tak ingin merusak suasana liburan rasa acara keluarga. Dokter Tian pun tak ingin ia ganggu. Penyembuh yang dikasihinya itu tengah mencoba memperbaiki hubungan dengan istrinya.
"Sejak kapan kamu kena flu?"
Makin lama, sikap protektif Abi Assegaf pada Adica dan Syifa menular untuk Calvin. Senang? Tentu saja. Siapa yang tak senang saat diperhatikan? Resah? Jelas ada. Agak sedikit meresahkan ketika kasih sayang berlebih ditumpahkan lewat sikap over protektif.
** Â Â Â