Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Spesial] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Mengapa Kau Begitu Baik Padaku?

7 Januari 2018   05:51 Diperbarui: 7 Januari 2018   08:25 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak sia-sia kenekatannya hari ini. Semua berjalan lancar. Presentasi yang mengesankan. Beberapa klien terkagum-kagum. Calvin memimpin rapat dengan baik, dipadu performa Adica dan Syifa yang tak kalah hebatnya.

"Calvin, aku ingin bicara denganmu."

Langkah Calvin terhenti. Menatapi gadis semampai berambut keriting spiral yang baru saja bangkit dari kursinya. Nanda, putri tunggal Dokter Rustian. Gadis yang telah lama menyimpan cinta untuknya.

"Ok. Kita ke cafetaria ya. Di sana lebih nyaman."

Nanda mengangguk. Berjalan menjajari Calvin. Sukses menuai tatapan heran dari para klien, staf, Adica, dan Syifa. Gurat keletihan mendominasi wajah Nanda. Matanya sembap. Lingkaran hitam terlukis di matanya. Sepertinya semalaman ia tak tidur. Sekali tatap saja, Calvin merasakan ada yang tidak beres dengan teman baiknya ini.

Sampai di cafetaria, mereka memilih meja dekat jendela. Dua gelas jus strawberry menemani, namun pembicaraan tak juga dimulai. Nanda mengaduk-aduk minumannya, membenamkan gundah di balik kesegaran jus. Calvin memandanginya, menunggunya bicara dengan sabar.

"Calvin?"

"Ya?"

"Aku dilamar presdir. Sudah lama atasanku di kantor itu menyukaiku. Dia memberiku perhatian lebih, menjemputku ke apartemen tiap hari, mengajakku dinner  tiga kali seminggu, menawariku ikut dengannya ke luar negeri untuk perjalanan bisnis, memberiku banyak hadiah mahal...sampai akhirnya, dia melamarku semalam. Dia melamarku secara serius. Di depanku, juga di depan Papa." ungkap Nanda panjang lebar.

"Wow, that's good. So, why are you so sad? Bukannya dilamar pria yang tulus mencintaimu itu sebuah anugerah?" sambut Calvin senang.

"Anugerah bila pria itu belum beristri. Calvin...aku dilamar sebagai istri kedua."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun