Si gadis mempercepat langkah. Tak mudah berjalan cepat dengan memakai sepatu berhak tinggi. Baiklah, harus ada jalan keluar. Gadis mata biru itu berhenti sebentar, lalu melepas sepatunya. Lalu ia berlari tanpa mengenakan alas kaki. Adu cepat dengan pria Tionghoa yang telah mendahuluinya itu.
Hasilnya, mereka bertabrakan di depan pintu. Si gadis berteriak panik karena telah menabrak seseorang.
"Waaah...takut! Aku menabrak siapaaa?"
Tak sadar dirinya jika tempat ini adalah rumah sakit. Dilarang membuat keributan di tempat perawatan orang-orang sakit.
"Kamu?" Pria berwajah oriental itu tak kalah kagetnya. Menatap gadis yang menabraknya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Siapa kamu? Orang jahat ya? Penculik ya? Anggota sindikat penjualan organ dan perdagangan manusia ya? Kamu pasti mau culik bayi terlantar di ruangan inkubator itu kan?" Si gadis berbicara tanpa henti, malah seenaknya melontarkan prasangka negatif.
Mendengar itu, si pria berkemeja dark blue tertawa. "Memangnya muka saya seram ya? Sampai-sampai saya dikira penjahat?"
Gadis bergaun merah marun mengentakkan kakinya kesal. Melipat tangan di depan dada.
"Jawab dulu, kamu siapa!"
"Saya Calvin. Kamu Silvi, kan? Kita pernah ketemu di acara gathering para blogger dan malam grand final pemilihan Koko Cici DKI Jakarta."
Refleks si gadis menepuk dahinya. Lalu ia teringat sesuatu.