"Calvin Wan? Oh my God...sorry sorry, aku lupa!"
"No problem. Kamu mau lihat bayi perempuan yang ada di berita itu? Ayo masuk."
Mereka berdua memasuki ruangan di ujung koridor. Dissambut dua orang suster.
Keadaan bayi perempuan itu masih sangat lemah. Dia harus masuk inkubator karena lahir prematur. Calvin dan Silvi trenyuh melihatnya. Hati mereka membisikkan satu niat.
"Suster," Calvin dan Silvi memanggil suster yang menjaga bayi perempuan itu bersamaan. Keduanya bertukar pandang, lalu tertawa.
"Ya?" Suster bertubuh mungil dan berwajah manis itu menoleh. Tersenyum memandangi dua peragawan-peragawati cantik dan tampan itu.
"Saya ingin adopsi bayi itu."
Lagi-lagi Calvin dan Silvi mengungkapkannya bersamaan. Mereka kembali tertawa, suster pun ikut tertawa.
"Wah, kalian jodoh ya?" komentarnya.
"Oh bukan, bukan. Cuma kebetulan." ralat Silvi.
"Dari kebetulan kan bisa jadi jodoh."