Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Special] Mata Pengganti, Pembuka Hati, Suami Paling Sempurna

16 Desember 2017   05:59 Diperbarui: 16 Desember 2017   10:10 4329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Nikita Sayang...selamat ya Nak, kamu sudah dirawat orang yang tepat. Ayah Calvin pasti sayang banget sama kamu." Silvi bergumam lirih, satu tangannya menyapu air mata.

Nama terkenal, prestasi, dan investasi yang menjamin masa depan tak menjamin Silvi bahagia. Kesepian masih menggerogoti jiwanya. Melihat kehangatan Calvin dan Nikita, dia hanya bisa memendam kekaguman. Ia mengagumi Calvin dari jauh. Calvin Wan, pria tampan luar-dalam yang layak menjadi suami paling sempurna.

Dalam pikirannya, Silvi membayangkan kebersamaan Calvin dan Nikita. Begitu hangat, begitu mesra. Layaknya ayah dan anak kandung. Calvin yang terbiasa tidur lebih awal dan bangun di sepertiga malam untuk Tahajud, akan mengajak putri cantiknya beribadah bersamanya pula. 

Setelah Tahajud, mereka akan menghabiskan waktu berdua menjelang Subuh. Hanya berdua. Subuh tiba, lalu mereka shalat bersama lagi. Sesudah itu Calvin dan Nikita akan berjalan-jalan mengitari taman. Bergandengan tangan, selalu bersama. Calvin mengajak Nikita menikmati keindahan pagi. Mensyukuri karunia Illahi. Tiap akhir pekan Calvin membawa Nikita ke villanya, atau berjalan-jalan ke tempat lain. Dua-tiga kali setahun, ayah dan anak itu traveling ke berbagai tempat. Mulai dari Bali hingga Malaysia, mulai dari Macao hingga Paris. 

Calvin berbagi keindahan tempat-tempat di berbagai belahan dunia pada putri semata wayangnya. Indah, sangat indah. Apa lagi bila Calvin telah mendapatkan ibu untuk Nikita. Mereka takkan lagi hanya berdua, melainkan bertiga. Jauh lebih indah dari sebelumnya. Lama Silvi tenggelam dalam imajinasinya. Bayangan indah tentang Calvin, sosok pria yang dikaguminya. Sesuaikah dengan kenyataannya?

Puas berjalan-jalan di taman, Calvin membawa Nikita ke mall. Tersenyum mengamati kelucuan Nikita saat memilih handuk dan botol minuman. Dari kejauhan, Silvi tersenyum pula. Nikita sudah berada di tangan yang tepat.

"Nikita mau yang mana? Yang putih, merah, atau..."

Tangan kanan Nikita menunjuk botol minuman berwarna merah, lalu memegangnya kuat. Lucu sekali ekspresinya.

"Ok Sayang...kita ambil yang itu ya?"

Tak puas-puasnya Silvi mengintip Calvin dan Nikita. Andai Calvin suamiku, dia akan jadi suami paling sempurna. Hati kecil Silvi berbisik, merasakan desiran kekaguman.

Memiliki anak perempuan adalah keinginan terbesar Calvin sejak lama. Dalam Islam, membesarkan anak perempuan berpahala besar. Surga jaminannya. Sebaliknya, bila menyia-nyiakan anak perempuan, neraka hukumannya. Islam sangat memuliakan anak perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun