"Kalian berlebihan." sela Silvi dingin.
Clara menghela nafas. Mencubit kedua pipi adik semata wayangnya itu. Menatap mata biru Silvi lurus-lurus.
"Silvi, zaman sekarang ini tak ada yang bisa dipercaya. Aku tak mau kamu jatuh ke tangan yang..."
"Assalamualaikum. Ada apa ini?"
Pintu depan terbuka. Masuklah Tuan Wildan dan Sarah, kakak sulung Clara dan Silvi. Sorot mata keduanya begitu keheranan melihat wajah-wajah tegang itu.
"Hei, ada apa?" selidik Sarah.
"Ini, si Silvi. Mau dinner sama orang aneh." cetus Clara tajam.
"What? Sama siapa?" Sarah nampak tertarik.
"Calvin Wan."
Mendengar itu, Sarah terdiam. Wajahnya pun berubah tegang. Tuan Wildan tenang-tenang saja, malah kesannya tak peduli. Berjalan cepat melewati mereka menuju pantry. Pasti berniat menyeduh teh.
"Tapi...kenapa harus Calvin?"