"Istriku pengertian sekali."
Calvin mendekatkan wajahnya pada Calisa. Jantung Calisa berdetak dua kali lipat lebih cepat. Ia dapat merasakan ketampanan Calvin dari dekat. Tak hanya ketampanan di luar, melainkan pula ketampanan di dalam. Mengapa Calvin Wan begitu tampan? Senyumnya, tatapan matanya, lekuk sempurna di wajahnya, semuanya benar-benar memesona. Ditambah lagi kesabaran, kebaikan, dan kelembutan hatinya. Ccalvin memikat di mata Calisa. Amat bersyukur dirinya bisa mengenal lelaki setulus itu.
"Jaga dirimu baik-baik. Sampaikan salamku untuk keluargamu. Have a nice day, My Lovely Calisa."
Setelah berkata begitu, Calvin mencium kening Calisa. Lagi-lagi bahasa cinta, pikir Calisa bahagia. Dirinya dan Calvin punya beberapa kalimat khusus yang rutin mereka ucapkan setiap hari. Dari luar, terdengar seperti kalimat biasa. Tapi itulah bahasa cinta mereka. Have a nice day salah satunya. Hanya Calvin dan Calisa yang memahami makna bahasa cinta mereka.
** Â Â Â Â Â
Lantai rumah itu kotor luar biasa. Tumpahan tepung dimana-mana, coklat berserakan, ceceran saus, dan lelehan keju mendominasi. Calisa menghela napas. Tak mengerti dengan jalan pikiran Nyonya Lidya. Dalam hitungan jam, lantai yang semula bersih mendadak sangat kotor akibat insiden kecil. Bagaimana cara membersihkannya sebelum acara dimulai?
"Calisa Sayang, sini... jangan pedulikan lantai yang kotor. Kamu letakkan parsel-parsel ini di depan, okey?" Nyonya Lidya berseru panik. Menarik lengan putri bungsunya ke depan meja marmer.
"Tapi Ma, lantainya..."
"Sudahlah. Biar diurus yang lain. Tolong kamu pindahkan ini ya?"
Terpaksa Calisa menurut. Baru saja selesai memindahkan parsel yang akan dibagikan pada para tamu undangan, sebuah mobil memasuki halaman depan. Dua orang wanita cantik turun dari mobil. Wanita berhidung mancung dengan pakaian dan hijab modis. Wajah dan bentuk hidungnya membuat ia sering kali dikira orang India. Dialah Sarah Paramitha, kakak pertama Calisa. Wanita kelahiran 25 Maret yang cerdas dan bertanggung jawab. Terlahir sebagai anak pertama membuatnya paling diharapkan keluarga. Harapan terbesar sebagai penerus keluarga ada di tangan Sarah. Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini akan segera menikah dengan seorang enginer berdarah Melayu-India.
Wanita di samping Sarah, jauh lebih tinggi darinya, tak kalah memesona. Dengan rambut sepundak, wajah oriental, dan ekspresi yang dingin namun cantik memikat, dialah Clara Carolina. Tatapan matanya tajam sekaligus merebut hati banyak orang. Pembawaan dan raut wajah seperti itu jelas membuatnya mudah menarik hati banyak pria. Sama seperti Calisa, Clara penyuka binatang. Bedanya Calisa lebih menyukai kucing, sedangkan Clara penyuka berbagai jenis kelinci dan hamster. Ia memelihara hamster dan kelinci di rumahnya dengan penuh kasih sayang. Walau sikapnya dingin, namun ia perhatian dan hangat pada orang-orang yang dicintainya, begitu pula pada hewan-hewan peliharaannya. Banyak pria mengejar-ngejarnya, namun wanita Aries kelahiran 16 April itu masih sendiri. Ia enggan menjalin hubungan serius dengan pria mana pun sebab masih ingin menikmati hidup. Banyak yang bertanya-tanya, mengapa alumni Universitas Padjadjaran secantik dan sepopuler Clara justru tetap single.