Di depan kamar tidur utama, ia berpapasan dengan dua orang suster. Merekalah yang menjaga Nyonya Lola selama 24 jam. Sejak Tuan Febrian meninggal dua tahun lalu, Nyonya Lola jatuh sakit. Ia terkena kanker tulang belakang. Begitu cepatnya sel kanker bermetastasis hingga akhirnya wanita cantik berdarah keturunan itu lumpuh total. Kini Nyonya Lola hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Ia membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan sesuatu.
Bukan Calvin Wan namanya bila tidak memberikan yang terbaik untuk orang yang dicintainya. Pewaris tunggal Febrian Corp---perusahaan yang dirintis Tuan Febrian--itu tak segan membayar mahal demi kesehatan Mamanya. Tim dokter, pelayanan suster selama 24 jam, sistem keamanan di rumah yang diperketat, dan terapi pengobatan mutakhir. Berapa pun biayanya, Calvin bertekad membuat Nyonya Lola mampu hidup bersama kanker.
"Suster, bagaimana keadaan Mama hari ini?" tanya Calvin sopan. Meski mereka dibayar dan bekerja untuknya, Calvin tetap sopan pada dua suster itu. Selalu menghargai dan bersikap baik.
"Kondisi Nyonya Lola stabil. Hanya saja, Nyonya rindu Tuan Calvin. Begitu katanya tadi." jelas salah seorang suster.
Calvin tersenyum, berterima kasih, lalu berjalan memasuki kamar. Ia pun rindu wanita pilihan yang telah melahirkan dan membesarkannya, cinta pertamanya di masa kecil.
"Calvin? Oh Sayang...Mama merindukanmu!"
Begitu melihat putra tunggalnya, mata Nyonya Lola berbinar bahagia. Ingin rasanya bangkit dari ranjang dan memeluk Calvin erat-erat. Akan tetapi ia tak berdaya. Kanker menggerogoti sistem sensorik dan motoriknya.
Calvin mendekat ke tepi ranjang. Lembut merengkuh Nyonya Lola. Sehat maupun sakit, Nyonya Lola tetap cantik. Kulit putihnya masih mulus belum dihinggapi keriput. Mata beningnya tetap indah. Tak sehelai pun uban yang menghiasi rambut hitam panjangnya. Kecantikan Nyonya Lola tak memudar ditelan penyakit dan usia.
Kata orang, ibu adalah cinta pertama untuk anak laki-laki. Kebanyakan anak lelaki lebih dekat dengan ibunya. Calvin pun begitu. Sejak kecil, ia sangat dekat dengan Nyonya Lola. Calvin jatuh cinta, sungguh jatuh cinta pada ibunya. Bukan Calisa Karima, tapi Lola Purnama yang menjadi cinta pertama Calvin Wan.
"Calvin Sayang?"
"Ya?"