"Yee...baik apaan? Cuma menang tampang sama harta kok. Nggak ada lagi yang bisa dicontoh dari dia!" bantah Reza.
"Kalau bukan karena Calvin, Clara tidak akan hidup bahagia. Bisa hidup layak, punya fasilitas lengkap, dapat kasih sayang penuh. Biar saja Calvin menjauhkanku dari Clara. Asal Clara bahagia." ucap Syarif pasrah.
Mau tak mau Reza membenarkan ucapan Syarif. Jarang sekali menemukan ayah yang kaya dan tulus seperti Tuan Calvin. Sebenarnya, Clara sudah berada di tangan yang tepat.
"Biar kamu nggak sedih, ikut aku ke cafe yuk." ajak Reza setelah mereka selesai sarapan.
"Ke cafe?" Syarif mengangkat alisnya.
"Oh iya, hampir lupa. Kemarin aku diterima kerja di cafe. Managernya baik. Nanti aku bawain makanan buat kamu."
"Syukurlah. Aku ikut senang kamu dapat pekerjaan baru."
Perkataan itu hanya dibalas dengan seulas senyum. Reza pun mengajak Syarif ke cafe tempatnya bekerja.
** Â Â
Wanita berwajah manis dengan slip dress berwarna grey telah menunggu. Ia tersenyum, menjabat tangan Tuan Calvin.
"Maaf mengganggu waktumu," katanya, sedikit merasa canggung.