Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tanpa Batas

8 Agustus 2017   08:07 Diperbarui: 9 Agustus 2017   00:20 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oh, baby, I was there for you

All I ever wanted was the truth

How many nights have you wished someone would stay?

Lie awake only hoping they're okay

I never counted all of mine

If I tried, I know it would feel like infinity (One Direction-Infinity).

Tuan Calvin dan Clara bernyanyi bersama. Sebenarnya, lagu itu menjadi ungkapan hati Tuan Calvin untuk putrinya. Bahwa ia akan selalu ada untuk Clara. Mencintainya, mendampinginya, dan menguatkannya.

Pembicaraan dengan Chantika membangkitkan kecemasan di hati Tuan Calvin. Bagaimana masa depan Clara? Bisakah Clara hidup normal dan tumbuh dewasa? Menjadi wanita yang sempurna, mendapat pekerjaan yang baik, menikah, dan memiliki anak? Nothing impossible, akan tetapi Tuan Calvin harus berusaha lebih keras untuk membuat putri cantiknya hidup normal dan bisa diterima di lingkungannya. Kasus diskriminasi masih sering terjadi.

Para pengunjung cafe dibuat salut dan terpesona. Owner cafe itu memang berbakat, begitu pikir mereka. Selain itu, tak ada yang tahu betapa gundah hati Tuan Calvin.

"Ayah akan selalu ada untukmu, Sayang." janji Tuan Calvin. Memeluk Clara erat. Mencium kening gadis kecil itu.

"Love you, Ayah." Clara berbisik. Membalas pelukan Tuan Calvin. Merasakan wangi Hugo Boss dari tubuh pria itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun