Tak kukira kan begini
Mengapa harus kau terikat
Meski telah terucap
Hanya aku yang ada di hatimu (Kahitna-Cinta Sudah Lewat).
**
Sepasang mata biru itu lekat menatapi seraut wajah tampan yang sangat dirindukannya. Sungguh, ia sangat rindu pada pemilik wajah itu.
“Aku sudah menerima surat dan kadomu. Terima kasih banyak ya...”
Suara barithon yang lembut dan empuk itu, tatapan teduh itu, takkan pernah dilupakannya. Ia senang bisa memberikan sesuatu untuk belahan jiwanya. Meski status sosial mereka berbeda, meski keyakinan mereka berbeda, namun cinta berhasil menembus tembok perbedaan itu. Menyergap hati mereka. Membelah jiwa mereka.
“Sama-sama.” jawab gadis bermata biru itu lirih.
“Maaf, aku masih menyelesaikan tugas-tugasku.”
Lagi-lagi gadis bermata biru itu memahami belahan jiwanya. Memahami situasi dan kondisinya. Ia hanya berharap, suatu saat nanti bisa menghabiskan waktu lagi bersama sang belahan jiwa. Bisa menolong dan memberikannya perhatian seperti waktu itu.