“Kamu yakin ingin melihatku menikah dengan Sarah?”
“Seratus persen. Kalian pasangan yang serasi. Aku ingin melihat dua orang yang kusayangi bahagia. Kamu dan Sarah bisa menikah. Sebab kalian sepupu jauh, tidak punya ikatan darah secara langsung.”
“Iya betul. Aku dan Sarah memang bisa menikah. Aku tidak menginginkan Sarah. Tapi...kamulah yang kuinginkan.”
Semenit. Tiga menit. Lima menit. Sepuluh menit, gadis itu terdiam. Meresapi kata-kata sang sepupu di pikirannya. Mengapa situasinya justru berbalik seperti ini? Ini tidak sesuai dengan rencananya.
Anton dan Albert. Kesekian kalinya, ia teringat sosok itu. Dua pria itu memiliki beberapa kesamaan. Sama-sama punya nama berawalan huruf A, lahir 29 tahun lalu, dan pernah memberikan sentuhan kasih untuknya. Sentuhan kasih sayang, bermaksud untuk menguatkan dan memberikan spirit. Meski demikian, dua pria itu jelas-jelas memiliki status sosial yang berbeda.
“Kamu menginginkanku?” Si gadis memastikan, menggigiti bibirnya. Hingga bibirnya terasa pedih dan berdarah.
“Ya. Maukah kamu mencintaiku lagi? Seperti waktu itu? Bukankah cinta masa kecilmu adalah aku? Aku telah mengenalmu sejak kecil...kau tahu itu.”
Suara barithon itu semakin lembut. Wangi Tommy Hilfiger dari tubuhnya membius hati gadis itu. Dengan gugup, ia memainkan ujung rambut panjangnya. Rambut yang membuatnya terlihat berbeda dengan teman-teman perempuannya yang lain. Bagaimana tidak, hanya ia sendiri yang memilih memanjangkan rambut dan memakai dress. Sedangkan teman-temannya lebih suka memakai jeans dan memendekkan rambut mereka.
“Kenapa kamu menginginkanku, Anton? Apa yang kamu harapkan dariku? Aku tidak bisa memberikan apa yang diharapkan pria dari wanita. Aku bahkan tidak bisa melayani kamu. Mmakanya aku tidak pernah percaya saat ada pria yang mengatakan cinta padaku. Memangnya mereka masih akan mencintaiku jika tahu bagaimana diriku yang sebenarnya?” ujar gadis itu sedih. Mengungkap alasannya membiarkan diri tenggelam dalam kesepian dan luka hati yang begitu dalam.
“Tapi...”
“Okey, bisa dikatakan kamulah cinta pertamaku. Tapi aku tidak bisa memberikan hatiku padamu. Hatiku sudah menjadi milik orang lain.”