Bukan karena kuat dan hebatku
Semua karena cinta
Semua karena cinta
Tak mampu diriku
Dapat berdiri tegak
Terima kasih cinta (Delon-Karena Cinta).
Lagu itu yang meloloskannya di audisi paduan suara universitas. Tak semua orang bisa diterima. Mereka yang ingin menjadi anggota paduan suara harus melalui tiga tes. Pertama, audisi di depan publik. Kedua, tes musikalitas. Ketiga, wawancara. Syukurlah ia lolos. Berkat lagu cinta itu.
Jika dipikir-pikir, perjalanannya cukup berliku. Untuk melanjutkan studi di universitas pun ia harus melalui jalur birokrasi yang padat. Tidak dengan tes tertulis atau jalur SNMPTN seperti kebanyakan anak lainnya. Ia harus berhadapan dengan Rektor dari sebuah universitas yang terang-terangan menolaknya. Dengan alasan yang tidak rasional, meski kemampuan dan prestasinya di atas rata-rata. Rektor itu menolaknya hanya karena mata birunya. Ya, karena mata biru indahnya yang dianggap tidak bisa menangkap setitik cahaya pun.
Frustasi, patah hati, dan terluka. Sudah pasti. Namun ia bangkit dan mencari universitas lain yang bisa menerimanya. Dan akhirnya, ia berhasil menemukan universitas itu. Eurekka! Rezekinya memang di sana.
** Â Â Â
6 Juni