Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Chika, Aku Tidak Bisa Melihat Wanita Menangis

23 Februari 2017   06:09 Diperbarui: 24 Februari 2017   00:00 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Iya. Coba kamu buka.”

Sepasang mata bening di balik kacamata minus persegi itu melebar tak percaya. Di dalam kotak itu, terdapat sebuah kamera. Kamera yang sangat diinginkannya.

“Saya tahu, kamu ingin jadi fotografer. Seperti saya. Well, kembar identik rupanya membawa sifat dan passion yang sama. Manfaatkan kamera itu, Albert Fast.”

Pria berkacamata itu tertegun. Menatap saudara kembarnya nanar. Beberapa jam lalu, ia berbuat jahat pada kembarannya. Namun kini, kejahatannya dibalas dengan kebaikan. Dibalas dengan pemberian yang sangat istimewa.

Tak banyak yang tahu jika fotografer dan CEO Bratawijaya Corp memiliki saudara kembar. Bahkan sepasang kembar identik itu mempunyai nama yang sama: Albert. Tepatnya Albert Fast dan Albert Arif. Hanya saja, keduanya terpisah dan memiliki nasib yang berbeda. Satu menjadi CEO dan hidup berlimpah kemewahan, satunya lagi hidup sangat sederhana. Bahkan bisa disebut kekurangan.

Hati pria berkacamata itu sedih sekaligus bahagia. Di saat frustasinya memuncak, di saat beban dan kesulitan hidup menghimpit kuat hingga ia terdorong mencuri foto-foto dari galeri kembarannya, justru kembarannya datang membawakan benda yang sangat diinginkannya. Beginikah rasanya punya saudara kembar? Saudara yang selalu menyayangi, memperhatikan, dan memahami kita apa adanya?

**    

Cintaku tak terukur dalamnya

Pengorbananku tak ada habisnya

Apa lagi yang harus kulakukan

Tuk yakinkan hanya kaulah satu-satunya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun