Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saling Mengenali

19 November 2016   08:15 Diperbarui: 19 November 2016   09:23 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tercermin kesedihan dalam dua pasang mata itu. Sepasang mata bening bertemu sepasang mata teduh. Masing-masing menyiratkan kepedihan mendalam.

Renna sekuat tenaga menahan lelehan bening itu di ujung matanya. Ia bertekad untuk tidak menangis di depan Albert. Justru sekaranglah saatnya ia ingin bicara sesuatu dengan pemuda itu. Kesempatan emas tak boleh disia-siakan.

“Albert?” panggil Renna hati-hati.

“Ya?”

“Kamu masih menghilang dalam kehidupan Kak Maurin?”

Albert menarik nafas. Pikirannya lagi-lagi tertuju pada gadis itu. “Iya. Aku punya alasan kuat untuk melakukannya. Aku takut dia terluka. Apa lagi dengan keadaanku sekarang.”

“Hmm...aku tahu alasanmu cukup kuat. Hatimu lembut, kamu juga tulus dan sabar. Pantas saja Kak Maurin sayang padamu.”

“Jangan memujiku. Itu terlalu berlebihan.” Bantah Albert.

“Sama sekali tidak. Itu bukan pujian, tapi aku berkata apa adanya. Aku kan sudah membaca dan menilai dirimu sejak lama. Hanya saja, selama ini aku tidak pernah memperlihatkan diri di depanmu.” Jelas Renna tenang.

Kini Albert terdiam. Renna dan Maurin, dua gadis berperasaan tajam yang pandai membaca aura serta mengungkapkan penilaian mereka. Dua orang gadis yang memiliki mata batin serta ilmu firasat yang kuat. Ada kemampuan khusus dalam diri mereka yang berkaitan dengan melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata biasa.

“Aku hanya ingin mengingatkan satu hal, Albert. Bicaralah pada kakakku itu saat kamu sudah bisa bicara dengannya. Saat kamu sudah siap. Dia siap menunggumu kapan saja.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun