Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perjuangan Cinta di Bait Doa

14 April 2020   14:06 Diperbarui: 14 April 2020   14:15 1706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sastraindonesia.org

 Membaca kisahnya memang seperti membaca ceritaku sendiri. Terus terang waktu itu aku sempat berfikir Dia kah orangnya? Dia kah orang yang Allah persiapkan untukku? Setelah berapa kali hati ini patah karena sebuah pengharapan yang palsu ketika masa pengenalan, dia kah gantinya?

 "Ya sudah istikharah dulu ya, kalau memang jodoh minta didekatkan kalau bukan jodoh segera dijauhkan", katanya.

Seketika air mataku menetes jatuh kepipi. Malam itu aku menginap di pesantren. Sungguh aku mencurahkan semuanya pada illahiRabbi. Segera aku mengambil air wudhu untuk menunaikan shalat Isya dan istikharah. 

Bagiku sebuah ajakan baik harus segera dilaksanakan. "Ya Allah jika ini kabar baik dari-Mu mohon ridhoi dan lancarkan semuanya, sungguh aku percaya takdir-Mu adalah yang terbaik".

Aku tak ingin menyia-nyiakan waktu, semalaman kuhabiskan untuk bermunajat pada-Nya.

Selepas shalat hatiku terasa begitu tenang, sangat tenang. Aku sendiri tak paham arti ketenangan ini sebetulnya apa. Karena aku seperti tak merasakan beban dan pikiran apapun.

Kembali ke rutinitasku seperti biasa, sejak awal aku membatasi diriku untuk tak berharap lebih pada siapapun yang belum pasti halal bagiku. Aku mulai melingkari kalender, hari demi hari. 

Bertanya kepada Allah apakah mungkin dia ini adalah imam bagiku yang akan membawa kebaikan untuk agamaku, keluargaku atau sebaliknya ? Hari demi hari terlewati dengan berbagai pertanyaan yang besar namun aku terus bermohon agar kiranya Allah masih sudi memberiku petunjuk.

Hari berganti hari hingga satu bulan lamanya belum ada kesimpulan apapun. Aku tetap saja mengikhtiyarkan yang terbaik semampu yang aku lakukan. Sering muncul pertanyaan "mungkin dia hanya bercanda, mungkin dia memang tak serius", tapi selama itu baik kenapa tidak dicoba saja terus. 

Aku bukan tipe yang mudah untuk menghubungi dahulu untuk sekedar menanyakan kabar, aku malu sangat pemalu. Tidak ada obrolan intens. Sesekali dia masih menghubungiku. Bagiku itu sudah cukup.

Bulan berganti bulan tiba-tiba dia menghilang tanpa kabar. Dia bahkan menghilang dari story WA. Aku tau itu, tapi kubiarkan saja. Jika dia datang dengan niat baik untuk serius menikahiku pasti dia akan kembali. Meski ada tanda-tanda dia sudah ingin menjauh dariku. Aku tetap saja melakukan istikharah sampai benar-benar mendapatkan kesimpulan yang nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun