Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perjuangan Cinta di Bait Doa

14 April 2020   14:06 Diperbarui: 14 April 2020   14:15 1706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sastraindonesia.org

Soal kriteria? Aku bahkan tak pernah memasang kriteria berlebihan untuk menjadi pendampingku. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis "Nikahilah wanita karena empat perkara, hartanya, nasabnya, kecantikannya dan agamanya. Karena itu pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung "( Riwayat Bukhari-Muslim)

Aku mendambakan seorang suami yang menjaga ibadahnya, bisa membimbingku menjadi lebih baik, mencintaiku, keluargaku dan juga agamaku. Sesimpel itu, sehingga tidak hanya menua bersama tapi juga ke surga bersama.

Pertanyaan tentang kapan masih terus berdatangan dari saudara, tetangga, teman dan sebagainya. Seolah aku selalu menjadi sasaran empuk setiap kali ada pertemuan, entah kebetulan atau memang aku yang ke baperan? lalu aku hanya menjawab, "Mohon doanya saja agar disegerakan dan diberi yang terbaik." 

Dalam hati aku menangis sejadi-jadinya, menjerit, ingin mengatakan pada semuanya, "Andai mereka tahu perihal jodoh itu hanya Allah yang bisa mendatangkan dan aku pun sudah ingin sekali menikah."

Sering aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku baik-baik saja, tapi justru dalam hati aku merasa tidak ada yang baik-baik saja. Namun aku tidak mau waktuku terbuang sia-sia dan menjadi terpuruk hanya karena omongan orang-orang. 

Aku memanfaatkan waktuku untuk mengembangkan karirku sembari mengeksplore diriku. Ya, aku sering kali berpindah-pindah tempat kerja selain karena mengembangkan potensi diri dengan menambah ilmu aku juga mencari peluang untuk bertemu jodohku. Siapa tau dia di lingkungan kerjaku.

Nyatanya lingkungan kerjaku tak seperti yang dibayangkan, tidak ada yang seusiaku malah. Mayoritas bapak-bapak paruh baya. Lucu ya kadang yang kita harapkan memang tidak sesuai kenyataan.

Tapi aku senang karena bersama mereka yang lebih berpengalaman aku jadi seringkali mendapat nasehat-nasehat yang baik untuk kehidupanku dimasa yang akan datang.

Aku cukup aktif di sosmedku, bukan karena narsis. Tapi aku mengikuti banyak group online yang membawa kepada kegiatan-kegiatan positif. Untuk memompa iman yang sedang turun, ini jadi pilihan yang tepat agar aku tidak galau atau depresi, naudzubillah. 

Ada banyak kegiatan yang kuikuti dari kelas jodoh bersama Setia Furqon Kholid, Yuk Hijrah, Khataman Online dll. Seringkali ketika hati down tanpa sengaja kubuka notice dari group yang seakan pesan itu disampaikan hanya untukku dan membangkitkan semangatku lagi untuk terus berprasangka baik pada takdir Allah.

Hingga suatu hari ada sebuah pesan singkat masuk di inboxku. Aku sangat kaget. Masya Allah, benarkah ini Iqbal Assegaf kakak tingkatku? Kenapa dia tiba-tiba menghubungiku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun