Mohon tunggu...
Goday311002
Goday311002 Mohon Tunggu... Penulis - Siswa

"Mengalah bukan berarti kalah, diam bukan berarti takut. Belajarlah mengalah sampai tak seorang pun bisa mengalahkanmu. Belajarlah merendah sampai tak seorangpun bisa merendahkanmu."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Bocah Pejuang Kanker

21 Februari 2020   05:52 Diperbarui: 21 Februari 2020   05:53 1729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aamiin.."

         Acara ulang tahun telah selesai. Seminggu kemudian ia harus berangkat kembali ke Bandung untuk mendapatkan kemo terapi untuk kesekian kalinya. Kata dokter cuman beberapa kali lagi sembuh karena sudah mulai membaik tinggal pola makan nya saja. Setelah seminggu di Bandung, kemudian pulang lagi ke Cirebon. Sekarang cuman sebentar karena bentar lagi sembuh.

         Mei. Pertengahan bulan Mei tiba-tiba Candra mendadak drop. Kedua orang tuanya membawa ia ke Puskesmas terdekat namun pihak Puskesmas tidak mau menanganinya dengan alasan bahwa anak ini terkena riwayat penyakit kanker. Kedua orang tuanya merasa kecewa dengan pelayanan yang di berikan pihak Puskesmas. Padahal cuman ingin memberikan cairan infus saja di tolak gara-gara riwayat kanker. Mau tidak mau ia di bawa pulang kembali dengan keadaan drop.

"Nak, yang kuat ya. Harus sembuh. Pasti sembuh."

"Iya mah bentar lagi sembuh kok."

"Semangat ya."

"Iya mah."

         Sempat orang tuanya mengajak Candra untuk membawa ke Rumah Sakit Gunung Jati. Tapi Candra menolaknya karena jarak dari desa ke Kota lumayan jauh. Sebulan berlalu dengan kondisi yang semakin memburuk karna ia sudah tak ingin berobat lagi. Ya, mungkin dia sudah cape dan menyerah dengan penyakit yang terbilang ganas. Atau mungkin sudah cape dengan sering masuknya obat kemo yang efeknya luar biasa itu?

         Juni. Sekarang bulan juni. Bulan dimana ulang tahun mamahnya. Kado yang seharusnya dengan kejutan hadiah yang indah malah berakhir duka. Ya, sekarang 05 Juni 2016. Candra meninggalkan kita semua. Ia pergi mungkin sudah tak kuasa menanggung penyakit yang dideritanya. Tak terbayang betapa sakitnya efek dari kemo terapi, ditambah lagi penyakit yang kian lama terus menggerogoti tubuh mungilnya.

***

         Beberapa bulan yang lalu sebelum ia meninggal. Ketika ia masih dalam penyembuhan, ia sempat berpesan kepada mamahnya di dalam bus menuju Cirebon kalau dia pasti sembuh dan ia menginginkan adik perempuan. Jika benar mempunyai adik perempuan, ia ingin memberi nama dengan nama Syifa. Syifa dalam Bahasa Arab artinya 'Penyembuh'. Ya mungkin setelah adanya Syifa, menjadi penyembuh untuk tidak mengingatnya lagi karena ia sudah tenang di alam sana dan sudah sembuh tidak dibebani lagi dengan kanker yang menghantuinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun