Mohon tunggu...
Kit Rose
Kit Rose Mohon Tunggu... -

Mawar Hitam. Arema 60th.\r\nDid you know about this and that? Well I want to know.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melukis Langit

10 Januari 2010   05:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:32 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puniawati mengawasi Hendra mengantar tamunya dari celah pintu yang sedikit terbuka. Satu persatu bayangan yang entah darimana datangnya menancap kembali dengan ganas dimata sayunya. Hatinya mendesah pada sang terkasih,

"Ya Allah, ajari aku bagaimana melukis apa yang sudah Engkau lukiskan di langit yang biru sana. Engkau sudah menorehkan warna warni indah disana dan aku sangat menikmati manis getirnya. Tapi bagaimana menyampaikan lukisan yang terbingkai rapat ini padanya? Kenapa tidak Engkau tunjukkan saja lukisanMu itu pada suamiku? Hingga aku tak perlu lagi menyimpan lelah mencari kata yang indah untuk mengukirnya kembali."

***

"Mas, lagi enak hati nggak?" Puniawati meletakkan cangkir kopi di meja dan mengintip hati suaminya dibalik wajah tegangnya.

"Hm, ada apa." Datar.

"Mengenai cafe. Apa nggak dipikir ulang buka cafe barunya?" Takut-takut.

"Kenapa?"

"Cafe yang lama aja hampir karam, apa nggak dibenahin dulu baru buka yang baru?" Puniawati kelepasan bicara.

Hendra meletakkan korannya dan menatap istrinya dengan nada sinis disembunyikan. "Dengar ya Nini, katakanlah kamu telah melihat lagi sesuatu, tapi yang aku tahu saat ini semuanya baik-baik saja. Jadi jangan racuni lagi otakku dengan hal-hal bodoh itu lagi."

"Lalu toko yang di mall itu?"

"Ya itu, aku hampir lupa. Itu juga harus segera dibuka. Nanti kamu yang kelola. Jadi segera siapkan segala sesuatunya. Sekalian buatkan laporan akhir tahun untuk cabang Surabaya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun