Mohon tunggu...
Kit Rose
Kit Rose Mohon Tunggu... -

Mawar Hitam. Arema 60th.\r\nDid you know about this and that? Well I want to know.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melukis Langit

10 Januari 2010   05:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:32 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Aku tidak tahu lagi harus berkata apa Nini."

"Mas, sudah satu tahun tidak ada penyelesaian dari Bima. Aku tidak bisa memaksanya karena kondisinya memang tidak memungkinkan. Dari pada terus menunggu, lebih baik kita berbuat sesuatu."

"Harusnya Bima yang berangkat."

"Sudahlah Mas, kita tidak usah lagi membahas kesalahan orang lain. Kita benahin saja diri kita sendiri. Lagipula yang dibutuhkan di perkebunan itu kan perempuan, jadi mana bisa Mas yang berangkat?"

Puniawati tersenyum menenangkan, membiarkan suaminya berlalu dan kembali menekuni perjalanan batinnya. Ditatapnya kepulan asap terakhir lalu membiarkan jemarinya menari diatas papan berhuruf di depannya, menaburkan bait kehidupan dan perjalanan. Menuang kegelisahan malam.

~~~ *** ~~~

disana sudah tertera gelombang biru dan mendungnya

disana sudah tercatat cerah dan hujannya

dari rincian musim dan noktah

dan disana kau

ada

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun