Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Menikung (12)

16 Maret 2022   22:00 Diperbarui: 16 Maret 2022   22:02 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kusnadi termenung agak lama.

"Itu dia, Pen." ujarnya. "Lia teh sudah nggak punya Ibu Bapak."

"Gitu? Bukannya dia adiknya Kang Zul?"

"Adik sepupu. Saudara cuma sudah agak jauh. Awalnya katanya Lia dirawat sama Kang Zul sama Teh Iceu sebab butuh tenaganya. Disuruh bantu-bantu. Disekolahin, ternyata maju kan anaknya cerdas."

Pepen lama memandang wajah Kusnadi.

"Kirain teh adik kandungnya." ujarnya pelan.

"Waktu itu Kang Zul sama Teh Iceu bertengkar agak hebat. Sampai Lia jadi malu. Mungkin merasa. Makanya dia mau ikut menginap di sini juga."

"Sejak saat itu Kus sudah ketemu lagi?"

"Kenapa gitu?"

"Takut anak itu bepergian nggak menentu."

"Pernah berpapasan sewaktu dia pulang sekolah. Tapi dia malah tersipu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun