Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Menikung (12)

16 Maret 2022   22:00 Diperbarui: 16 Maret 2022   22:02 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Pepen termenung.

"Sekarang terusin dulu makannya."ujarnya.

"Nanti kalau perut sudah kenyang, kita terusin ceritanya. Mira juga pasti akan senang mendegarnya!"

Wajah Mira menghadap. Dia mengerti Pepen bicaranya sudah halus, pasti suasana hatinya sedang nyaman.

Akhirnya keputusan Pepen dicetuskan di teras belakang. Di bawah pohon jambu biji. Di situ ada bangku bambu lenjeran. Tidak memakai sandaran. Sehingga setelah Pepen mencetuskan keputusan yang sangat Mira harapkan, Mira begitu erat. Ya memeluk ya merangkul, sebab takut kelepasan terhempas.

Dari situ, keduanya terus berangkat. Di becak, sambil memegang tangan Mira, Pepen merasa diingatkan.

"Kan masih ada satu cerita lagi buat Mira."

"Apa?" tanya Mira pelan sekali.

"Soal Kus sama Lia."

Mira mengangguk sambil menyeringai.

"Coba dari dulu ya Kus nya." katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun