Mohon tunggu...
Kemas Rachyuanda P
Kemas Rachyuanda P Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya\r\nHobi: menulis cerita fiksi, dan berkhayal\r\n\r\nMoto "Be the best version of you"\r\n\r\nKunjungi pula Blog "Langkah Menuju Paris"\r\ndi www.kemasrachyuanda.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teach Me About Love - Part 3 (Peluklah Aku)

16 Maret 2011   11:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:44 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Waah, kau tau yang terbaru dari blog Natame?”

“Iya! Iya! Aku jadi bersemangat, pengen baca lagi! Keren abis ceritanya, enggak aku sangka Natame begitu romantis!”

Devin mengamati pembicaraan orang-orang ia mendengar kehisterisan yang lebih dari sebelumnya, Devin sendiri belum membaca apa-apa karena sudah terlelap lebih dalu, Perlita tampak begitu ceria memasuki ruangan koridor kelas, setiap sudut orang hanya berkata, “Natame, Natame, dan Natame!!!”

“Gila, apa, sih yang kamu tulis? Aku sendiri belum baca…” Devin menatap setiap orang-orang disudut sekolah yang terus bercerita tentang blog Natame.

“Salah sendiri, siapa suruh tidur, hahahaha…”

“Iya, iya, aku kecapek’an banget, sih… Kalo gitu, aku pengen baca langsung, ah! Tapi, darimana kamu bisa nulis cinta?”

“Yah, yang penting aku berani nulis novel tentang cinta, kan? Caranya cukup menghaa…” Perlita terhenti saat menatap ada Aubrey di depannya ia segera menghampiri Aubrey dan memberikan sedikit salam. Devin hanya terdiam menatap kelakuan Perlita yang tiba-tiba terhenti dan melangkah cepat kearah Aubrey.

“Hai, Aubrey! Selamat pagi! Terimakasih untuk yang kemarin!” Ungkap Perlita.

“Pagi, juga Perl!!” Ungkap Aubrey dengan senyumannya yang khas, ia lantas berjalan cepat dan berbisik di telinga Perlita, “ Aku tak akan membiarkanmu kali ini!”

Perlita hanya tersenyum tanpa peduli apapun yang terjadi. Ia terdiam sejenak. Devin melangkah sembari menatap Aubrey yang telah melewatinya, “Kau, tahu dia ketua osis yang terkenal, anak seorang direktur bank, dan bahkan katanya guru bahkan tak bisa setara dengannya.” Ungkap Devin.

Perlita memperhatikan dengan jelas apa yang dikatakan Devin, ia tak terlalu mengerti tentang kehidupan Aubrey, yang ia tahu hanya Aubrey orang aneh yang selalu mencatat orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun