"Benar juga! Kejadiannya sudah lama dan waktu itu aku juga mengenakan topeng! Jadi pasti dia tidak mengenaliku. YA! Pasti tidak kenal!" katanya penuh keyakinan sambil terus bergumam, "Tidak kenal... tidak kenal... tidak kenal" Aya menyilangkan jari telunjuk dan jari tengahnya penuh harap, "Nggak kenal, Ya Allah! Aku mohon, jangan biarkan dia mengenaliku" gumamnya.
Riska menatap Aya dengan pandangan iba.
@@@
Pengawal Ivan berjaga di depan kelas IPA 3 A.
Di dalam kelas, semua murid menatap Ivan, yang duduk di deretan belakang bersama Erick. Murid yang perempuan menatapnya dengan wajah penuh pemujaan, sementara murid laki-laki menatapnya dengan geram. Ivan terlihat heran menatap semua teman-teman sekelasnya. Lalu tatapannya beralih pada Jaja, yang saat itu sedang berdiri dengan satu kaki di atas kursi dan memandangnya penuh permusuhan.
Ivan menyenggol tangan Erick, tanpa melepaskan tatapannya dari Jaja dan berbisik pelan,
"Apa ini hanya perasaanku atau memang saat ini semua laki-laki yang ada di ruangan ini, sepertinya tidak menyukai kehadiranku?" tanya Ivan.
Erick menatap Ivan dengan pandangan iba,
"Jangan khawatir. Bukan hanya murid laki-laki di kelas ini kok. Tapi semua murid laki-laki yang ada di sekolah ini."
Ivan menatap Erick dengan wajah penuh tanda tanya.
Erick tersenyum meringis,