"Selamat malam, Tuan Erick." jawab Harun balas tersenyum.
Harun lalu memberi hormat pada Ivan dan Erick dan berinsut mundur.
"Tunggu, Pak Harun!" panggil Ivan tiba-tiba.
Pak Harun berhenti dan menunduk penuh hormat,
"Saya, Yang Mulia Pangeran"
"Bisakah Bapak meminta dokter istana untuk menambah persediaan aspirinku?" tanya Ivan.
Harun menatap Ivan khawatir,
"Apa Yang Mulia Pangeran sedang tidak sehat? Apa maag Yang Mulia kambuh lagi?! Saya akan segera memanggil dokter istana." kata Harun cemas.
Ivan tersenyum menenangkan Harun,
"Jangan khawatir, Pak Harun. Aku sehat-sehat saja. Obat itu hanya untuk berjaga-jaga." jelas Ivan melirik Erick, yang balas menatapnya dengan senyum jenaka.
Harun tampak bingung menatap kedua pemuda itu.