"Mati aku"
Pak Kepsek masih terlihat asyik memberikan wejangan tentang menerima orang baru dalam lingkungan kita, tanpa mempedulikan keluhan kepanasan dari murid-murid.
"~~~~~~ Bapak percaya kalian akan menerima dan menjaga teman baru kalian dengan baik." katanya.
Tiba-tiba Pak Kepsek menolehkan wajahnya ke arah gerbang sekolah dan berseru gembira,
"Nah itu dia sudah datang!"
Semua murid serentak mengarahkan pandangan mereka ke arah gerbang sekolah dengan wajah penasaran. Dari gerbang, masuk iringan-iringan 3 mobil mewah dan berhenti di dekat lapangan. Dari mobil yang pertama dan ketiga keluar beberapa pengawal kerajaan dan bersiaga di mobil yang berada di tengah. Lalu mobil yang membawa Ivan terbuka dan Pengawal Ivan keluar dari kursi depan kemudian membukakan pintu belakang. Dari sana Ivan keluar mengenakan seragam lengkap. Ivan lalu menyandang tas yang dibawanya dan tersenyum pada semua orang, yang sedang menatapnya dengan wajah melongo. Pengawal Ivan menutup pintu dan mengiringi Ivan berjalan menuju panggung tempat Pak Kepsek sedang menantinya. Semua murid mengikuti langkahnya dengan wajah kaget.
Aya tak bisa berkata. Wajahnya berubah pucat. Ia menggerak-gerakan jarinya tegang sambil menunjuk-nunjuk Ivan.
Di deretan kelas tiga IPA 1, Erick menatap teman-temannya dengan ekspresi meringis. Ia perlahan mengalihkan pandangannya menatap Jaja, yang balas menatapnya dengan wajah geram dan tubuh gemetar menahan marah.
Jaja mengepalkan tinjunya ke atas,
"Eeerrriiiiiiccckk"
Erick tersenyum meringis penuh permohonan maaf,