Mohon tunggu...
Kayu Kompas
Kayu Kompas Mohon Tunggu... -

http://kayukompas.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jakarta, Shanghai, Jakarta, Bali. Hanya Itu Sayang?

22 Juni 2013   20:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:35 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bagaimana dengan Afrika? Bahama?", dia tersenyum lagi, semakin sinis.

"Cuma Jakarta, Shanghai, Jakarta, dan Bali! Kamu udah Pergi! Hanya itu Sayang?", airmata mengalir lagi membasahi wajah Luna.

"Aku tidak akan gila Do! Aku tidak akan gila! Aku tidak akan gila!", Luna mulai berbaring di pantai dan menutup mata, membayangkan hari ketika Aldo pergi bersama ombak ke laut lepas.

"Luna, bangun sayang. Ayo bangun. Anak manis, ayo sayang. Kalau Luna mau tidur, di kamar aja yuk.", bujuk Mama dengan lembut. Luna diam saja.

"Aldo, bawa aku bersamamu!", bisik Luna.

***

Tujuh belas tahun sudah sejak hari itu. Tujuh belas tahun pernuh airmata, kegilaan, dan keputusasaan.

"Kalau bukan Tuhan, aku sudah gila Do!", bisik Luna sambil memandangi foto Aldo yang tersenyum lebar.

"Hanya dua bulan kita bertemu, kita menikah! Hanya dua minggu masa pernikahan kita! Bulan madu saja gak sempat! Apa gak pantas kalau aku gila Do?", airmata mengalir lagi di pipi Luna.

"Tiap hari, aku hanya diam. Kadang aku tidak berfikir apapun, tapi air mataku mengalir deras. Di jalan, di bis, di taksi, di mobil, di kamar. Aku heran, kenapa airmataku gak habis-habis Do?", kata Luna lirih.

"Orang-orang melihatku, berfikir aku stress, aku gila! BTW Hun, you know what? I've never been to Bali for these seventeen years, not at all! Not even any single beach I have visited since the moment you dissapeared!", suara Luna menggerung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun