Mohon tunggu...
Kayu Kompas
Kayu Kompas Mohon Tunggu... -

http://kayukompas.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jakarta, Shanghai, Jakarta, Bali. Hanya Itu Sayang?

22 Juni 2013   20:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:35 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Eh, kenapa?", tanya Aldo.

"Sorry nih, telingaku rada budeg, habis kebanyakan digerocokin sama mesin bor hahaha...", Aldo tertawa renyah memamerkan barisan gigi putih bersih yang tumbuh teratur di rahangnya.

"Gak, cuman iseng doang. Aku suka mendesis kalau gugup", menyadari jawabannya, cepat-cepat Luna menambahkan dalam hati ,"Ular kale, mendesis!".

***

Pernikahan itu berlangsung hikmat. Beberapa butir air mata menetes di pipi Luna ketika dia mengucapkan kalimat sakti itu.

"I do!", meneteslah sudah air bening hangat itu.

"Aduh, kok aku nangis sih? Malu nih...", buru-buru, dia mengusap airmatanya.

Aldo tersenyum ," Gak apa-apa, itu biasa". Dia kecup lembut kening Luna.

"Hah? Dia nangis juga? Hihi anak cowok, kerja lapangan, gagah begini, cengeng juga...", kata Luna. Orang gila, di tengah prosesi begini, masih aja.

"Syukurlah, bukan cuma gue dan suami gue yang nangis.", kata Luna lagi ketika Michelle menyalaminya sambil menangis terisak-isak sampai ingusnya meler segala.

"Ih norak deh lu! Sampai ingusan begitu.", sergah Luna sambil berpelukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun