"Ya, ini 'kan perang, kawanku! Tentunya kita akan mati kapan saja, tak ada yang tahu. Semuanya akan mati pada waktunya, bagaimana tidak? Kamu bisa tidur lelap dan Jepang sialan itu akan tiba-tiba menembakmu sampai mati---memang hobi sialan mereka itu, serangan mendadak---tetapi amit-amit! Kita akan menang!"
Di saat itu, perang Rusia-Jepang sedang berlangsung, karena Kekaisaran Rusia dan Kekaisaran Jepang saling tak setuju mengenai siapakah yang seharusnya mendapatkan bagian dari Manchuria dan Korea.Â
Perangnya sudah berlangsung sejak 1904, dan setahun lebih telah berlalu sejak Jepang menyerang mendadak Port Arthur, sebuah pangkalan angkatan laut Rusia di Cina.Â
Viktor dan kawan-kawannya direkrut bersama ke Resimen Infanteri Mokshansky sejak saat itu, dan ajaibnya masih bertahan hingga sekarang. Viktor bertanya-tanya kepada dirinya, kapankah perang ini akan berakhir.Â
Ia sudah muak dengan segala tumpah darah yang ia saksikan langsung di lapangan. Ia hanya ingin pulang dengan damai, kembali ke rumahnya dan keluarganya yang tersayang.Â
Atau mungkin, kembali ke masa lalu saja, saat Viktor dan kawan-kawannya masih berumur remaja, mereka berkenalan dengan beberapa orang Jepang yang datang ke Rusia entah untuk apa, Viktor tidak pernah tahu ataupun peduli. Ia, Igor, Alexei, dan Mikhail pun berteman baik dengan anak-anak orang Jepang itu, yang umurnya setara dengan mereka.Â
Ikatan perkawanan kelompok kecil Viktor dengan tiga anak Jepang itu sangat kuat, seolah tidak bisa dipecahkan; tidak ada yang bisa memecahkan perkawanan yang kuat, kan?Â
Sayangnya, mereka kembali ke negaranya setahun sebelum serangan Port Arthur, dan Viktor yang sedang tiduran termenung pun memikirkan kabar ketiga kawannya itu.
Viktor bertanya, sambil memandang langit-langit kayu yang tidak jauh berada di atasnya. "Juga, apa kamu tidak memikirkan kalau Akihiko, Hyousuke, dan Akari bisa saja ada di pihak mereka? Kau ingat mereka, kan?"
"Mereka? Aku ragu mereka akan bergabung dengan tentara Kekaisaran Jepang dan berperang melawan kami... Aku pikir mereka ada di pihak Jepang sendiri, sih. Mereka tidak punya alasan untuk berada di pihak kita." Igor mendengus pelan dan menaruh senapannya dengan pelan. "Bagaimana perasaanmu untuk Akari?"
Pertanyaan Igor membuat hati Viktor sedikit sakit, ia cemberut. Viktor naksir dengan gadis Jepang itu sejak lama, namun cinta itu tidak pernah ditakdirkan.Â