"Apa lagi itu? Waltz-nya? Ketemu?"
"Yap." Ekaterina mengambil sebuah post-it note yang tertempel di bagian tengah vinyl. "Ngapain sih, nempelin post-it note di vinyl..."
Post-it note tersebut berhasil menarik perhatian kedua sahabat tersebut, dikarenakan tulisan cursive yang hampir tidak bisa terbaca. Mereka mencoba untuk membacanya, namun coretan-coretan pensil itu sudah banyak yang pudar.Â
Syukurnya, mereka masih bisa melihat apa yang tertulis disitu. Ada sebuah list lagu waltz yang tertulis; yang kelihatan hanya beberapa, diantaranya The Blue Danube, Fruehlingsstimmen, The Second Waltz, dan satunya lagi dalam huruf Sirilik.
Ichika menunjuk ke tulisan huruf Sirilik tersebut. "Tulisannya apa? Aku gak hafal huruf Rusia."
Ekaterina menyipitkan matanya yang besar. Tulisan itu sedikit pudar, namun ia berusaha untuk membacanya- "Na sop.. sopkah... Man.. Manch? Ah! Na sopkah Manchzhurii."
"Artinya?"
"Sebentar! Ini ada tulisan kecil di bawahnya..." Ekaterina mencoba untuk membaca tulisan tersebut dan langsung menerjemahkannya. "Lagu yang membuatku sedih tanpa sebab. Aku ingin tahu penyebabnya." Ia membalikkan post-it note tersebut, dan menemukan tulisan lain yang masih jelas.Â
Tulisan itu seharusnya mudah dibaca, namun tidak untuk Ekaterina. Tulisannya dalam bahasa Jepang, lengkap dengan kanji, sedangkan gadis Rusia itu tidak bisa membaca kanji, dan tidak begitu mengerti bahasa Jepang. Ia pun menyerahkannya kepada Ichika.
'Seharusnya Viktor membaca jurnal yang di koper-nya sendiri. Pantas ia tidak tahu sebabnya.'
Kedua gadis itu saling bertatapan dengan bingung. Apa maksudnya? Viktor 'kan, ayahnya Ekaterina. Lalu, siapa yang menulis huruf Jepang tersebut? Jurnal apa, di koper yang mana? Apa hubungannya dengan waltz tua Rusia tersebut? Banyak pertanyaan muncul di benak keduanya.