Mohon tunggu...
Tiara Karina Pandiangan
Tiara Karina Pandiangan Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMAN 28 Jakarta

in Saus und Braus leben

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Cerpen: Jurnal, Waltz, dan Perbukitan Manchuria

26 November 2020   11:24 Diperbarui: 26 November 2020   12:13 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mikhail tidak terhitung dalam kurang dari sepuluh orang itu.

Rasa pahit kehilangan
Meremas dada dengan pedih,

Bayangan para pahlawan yang jatuh dan berputar
Waltz-nya menebar kesedihan.

Resimen Rusia berhasil mendobrak kepungan Jepang, dengan jauh sedikit orang yang tersisa. Perut Igor tertembak, namun ia masih berusaha untuk berjuang. Sedangkan lengan kanan Viktor sudah babak belur, tulangnya retak, darah tidak berhenti bercucur dari luka-lukanya. 

Viktor melihat ke sekelilingnya. Perbukitan indah Manchuria yang semula putih salju telah dihias oleh darah dan ratusan mayat-mayat yang tergeletak di sana-sini. 

Viktor syok sekali, ia tidak menyangka pertempuran kali ini akan memakan nyawa sebanyak itu; karena pertempuran-pertempuran sebelumnya tidak separah ini. Hatinya seakan ditusuk oleh pisau yang besar dan tajam. 

Kamerad-kamerad seperjuangannya yang selama ini menghabiskan waktu dengannya, kamerad-kamerad tersayangnya, banyak yang telah hilang nyawanya diambil maut. 

Viktor menggelengkan kepalanya, dan ia kembali ke dunia nyata. Ia harus menerima fakta bahwa ia harus meninggalkan kawan-kawannya di belakang dan terus bertempur untuk kemenangan Rusia. Ia berusaha sekuat mungkin untuk menahan air mata dan tidak terjauh dan menangis. Ia mengucapkan doa yang cepat, dan dengan pelan mengucapkan selamat tinggal kepada prajurit resimen yang terjatuh, terlebih ke sahabat-sahabat pemain musiknya, Alexei dan Mikhail. Ia diseret Igor yang berlari untuk melanjutkan pertempuran.

Tertidurlah, kalian para pejuang
Kemenangan abadi adalah milikmu-

Sebuah kuil dengan kemuliaan yang abadi
Telah terangkat ke surga.

Pertempuran berlanjut hingga esok hari. Pagi itu, matahari bersinar terang. Burung-burung pun berterbangan dan berkicau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun