Kelemahan: Ketergantungan yang kuat pada Presiden Soeharto membuat Golkar sangat terikat dengan citra dan kebijakan sang presiden. Partai ini kehilangan legitimasi ketika Soeharto mulai kehilangan dukungan.
Dampak: Ketergantungan ini menghambat kemampuan Golkar untuk beradaptasi dengan perubahan politik dan mempertahankan relevansinya setelah kejatuhan Soeharto.Â
Praktik Otoriter dan Korupsi
Kelemahan: Dominasi Golkar sering kali dicapai melalui cara-cara otoriter, termasuk pembatasan kebebasan politik, manipulasi pemilu, dan penggunaan aparat keamanan untuk menekan oposisi.
Dampak: Praktik ini merusak demokrasi dan menciptakan budaya korupsi yang merajalela di berbagai lapisan pemerintahan.
Kurangnya Keberagaman Ideologi
Kelemahan: Golkar cenderung homogen dalam ideologi dan kebijakan, sering kali mengabaikan pluralitas dan keberagaman di masyarakat Indonesia.
Dampak: Kurangnya keberagaman ideologi ini membuat Golkar kurang responsif terhadap perubahan sosial dan politik, serta mengurangi daya tarik partai bagi kelompok yang merasa tidak terwakili.
Penekanan terhadap Oposisi
Kelemahan: Golkar, dengan dukungan pemerintah, sering kali menekan partai-partai oposisi, seperti PPP dan PDI. Ini mengurangi dinamika politik dan menghambat perkembangan demokrasi sejati.
Dampak: Penekanan ini menciptakan ketidakpuasan di kalangan masyarakat yang merasa hak-hak politik mereka terlanggar, serta memicu protes dan gerakan reformasi yang kuat pada akhirnya.