"Menariknya, karena di musik ternyata ada duitnya, akhirnya keterusan!"
"Mungkin karena musik kami otentik dan aktual saat main di berbagai jambore dan festival, bandku "no color no cry" jadi banyak mendapat tawaran manggung reguler di kafe & resto, juga di acara-acara radio, pesta sekolahan atau kampus dan sejak itu, Alhamdulillah aku dan teman-teman band bisa menghidupi diri sendiri".
"Jadi si-KK, gitaris dan vokalisnya no color no cry itu kamu?" Sambil memelototkan mata orientalnya yang semakin membuatnya tampak cantik, Ce Netty kali ini mulai berani mencubitku, bahkan beberapa kali.
"Asyeeeeeeek" Gumam dalam hatiku.
"...dan ini  yang paling keren ce! Kak! Tidak ada hujan, tidak ada angin, tiba-tiba 2 bos  radio di Jember memberiku job sebagai music director, sekaligus pengasuh beberapa acara musik reguler yang menurutnya cocok banget kalau aku yang pegang, salah satunya ya 'alternatif nation' yang sedang nge-hits itu!" Kali ini aku yang nyengir kuda dan siap-siap kabur kalau dicubit lagi.
"Keren...keren...keren, ternyata ini pemilik suara yang tiap malam kudengar di radio!" Sambil bertepuk tangan, Bang Taufik yang juga rocker dari Banjarmasin itu langsung menyalami tanganku dan menggoyangkan dengan penuh semangat.
Oh...memang duniaÂ
Buramkan satu logikaÂ
Dengarkan manusia yang terasah falsafahÂ
Sesaat katanya itu bukan dogma
Sejak dari Soto Blindungan itulah, komunikasiku dengan "kakak-kakak" di posko semakin cair dan chemistry-nya menjadi lebih baik dan lebih asyik. Ternyata mereka tidak seseram dan sesadis yang aku bayangkan sebelumnya. Bahkan diantara mereka ada juga lho yang lebih childish dariku, si bungsu ini!