Tapi meski begitu, bukan berarti mereka berhenti memploncoku! Meskipun lama-kelamaan aku justeru menikmati beragam ploncoan mereka.
Sekarang, aku justeru menemukan power yang lebih berenergi untuk menjalankan peranku sebagai kordes, hingga aku bisa mengendalikan manajemen "rumah tangga" kelompok KKN-ku yang berisi para senior dengan cara yang lebih baik dari yang kuperkirakan sebelumnya. Kok bisa?
Clue-nya, siapa yang nggak tahu "kekuatan dan kekuasaan" anak bungsu di rumah? Itulah senjatanya!
Senengnya lagi, aku merasa Ce Netty sekarang juga jauh lebih perhatian lagi dari sebelumnya dan aku suka itu! Ada satu hal yang paling membuatku bahagia, sekarang Ce Netty sering mengingatkanku jangan telat atau lupa makan, bahkan belakangan juga mengingatkan jangan lupa shalat. Lhah kok bisa...!? Rahasia...aaah! He...he...he...
"Poooos...poooos...poooos!"
Kami baru saja selesai makan siang spesial dengan menu nusantara yang kita jadwalkan setidaknya sekali sepekan, yaitu Sop Kaledo alias Sop Kaki Lembu Donggala olahan Bang Denny dan kakak-kakak cantik kelompok KKN-ku, ketika tiba-tiba ada petugas pos yang berteriak dari luar.
"Telegram untuk Netty Elyana Irawati, sama wesel untuk  Bintang Satu Bersinar!" Teriaknya dari kejauhan.
Bang Ihsan yang sudah bersiap ngaso sambil memancing di sungai sebelah posko, langsung menghampiri pak pos untuk mengambil keduanya dan langsung berlari ke arah kami.
"Horeeee Bintang sama Netty mau dinikahkan di Palembang!"Â Teriak Bang Ihsan sambil cengar-cengir menyerahkan wesel kepadaku, sama telegram ke Ce Netty. Terang saja kami berdua senyum-senyum saja mendapati tingkah tengil Bang Ihsan dan teman-teman di posko. Walaupun sebenarnya juga berharap jadi doa...he...he...he! Aminkan saja ya...
"Alhamdulillah, ternyata honor nulis di media nasional yang kukirim seminggu sebelum KKN. Bisa sampai juga ya weselnya, padahal alamatnya masih di lokasi desa KKN yang dibatalkan loh!?"
"Ini memang rejekinya tujuh belasan! Lumayanlah, duitnya bisa buat nambah kuota daging untuk masak Rawon tetelan, sama buat beli hadiah lomba-lomba untuk anak-anak sekitar posko nanti!" Gumamku dalam hati.