"Wah, hatur nuhun!" sambil menerima berapa lembar kertas kwarto tulisan tangan yang cukup rapi, lengkap dengan tanggalnya.
Seusai acara aku malah  door stop dengan Tiara bukan dengan Yura.
"Saya ingin menyelesaikan kuliah dulu," kata Tiara ketika aku temui. Tidak wawancara hanya mengobrol. Â Â
Rencana jitu, karena menurut aku penyanyi jangan mengabaikan kuliah. Saya yakin Tiara akan muncul sebagai penyanyi seperti halnya Yura. Â Gaya musiknya berbeda dengan Yura. Â Suaranya mengingatkan aku pada Ghea Idol. Tiara juga kuliah di Fikom Unpad.
Aku kembali ke hotel menjelang tengah malam. Â Sebelumnya makan nasi dan ayam goreng karena berjoget dan berjingkrak-jingkrak menguras energi. Padahal aku sudah makan di IFI.Â
Kota ini cocok menjadi persemaian para musisi. Mungkin udaranya atau kulturnya. Yang aku suka para musisinya dengan mudah saling berkolaborasi. Â Aku kira sudah sejak dulu, ketika demam dansa di Kota Bandung. Â Kota ini juga romantis dengan spot-spot bangunan tua peninggalan zaman Belanda.
"Dari Jakarta Kang?" tanya seorang anak muda  yang juga makan di sana.
"Iya, aku suka ke Bandung kalau lagi pelesiran," kataku.
"Apa yang menarik dari Bandung? Hawanya sudah nggak panas lagi. Kota ini terancam pembangunan pariwisata yang masif, coba singgah di Bandung Utara," ujar dia.
Hanya ada empat orang tamu di Hotel Backpackeran ZZZ Express.  Ada orang Jepang yang tidak lancar Berbahasa Inggris apalagi Bahasa Indonesia, ada tamu mahasiswi Jurusan Komunikasi  STT Telkom dari Surabaya yang kemalaman namanya  juga Gendis. Kebetulan yang sangat.
Sementara pemilik hotel  namanya Pak Jufri yang menyebut bahwa hotel seperti itu sudah banyak di luar negeri.