"Siap, itu orang yang membawakannya!" kata Hein menunjuk  empat orang mengangkut peralatan gramopohone.
"Dansa di tempat terbuka?" Â Sorak Syafri.
Benar juga, dari kejauan tampak perahu yang ditumpangi Widy, Norma dan Medina, tampaknya mulai mengarah ke tepi mereka melihat kedatangan Angga dan rombongan.
"Nah, benarkan?" ucap Angga.
Begitu perahu tiba. Widy dengan lincah berlari ke tempat piknik. Â Begitu juga dengan Medina dan Norma. Syafri melihat istrinya memperlihatkan barisan gigi putih dan kedua bola matanya antusias.
"Nggak bilang mau gelar dansa di tepi danau!" teriaknya.
"Kan ingin bikin kejutan. Lagian hari ini ulang tahun Hein?"
"Waah! Dirayakan di sini!" Widy bersorak. Â Dia memperkenalkan Hein, Rinitje, Angga, Utari, Paramitha dan Yoga kepada Medina dan Norma. "Ini Geng aku dan Safri!"
"Salat zuhur dulu baru kalian. Baru enak dansanya. Jangan sampai pada lupa salat!" Angku Mansyur mengingatkan.
"Lutfi mana?" tanya Medina.
Angku Mansyur menunjuk seorang remaja laki-laki menyepi di tepi Situ Aksan.