"Apa istimewanya Bandung? Sampai menyesal tidak jadi warganya," tanyanya.
"Dengan banyaknya universitas top di situ, kok Bandung paling macet dan bermasalah soal sampah, tetapi banyak melahirkan musisi, penuh distro, factory outlet dan kafe yang digerakan orang-orang terdidik itu. Aku menyebutnya sebagai 'neo menak', semacam neo priyayi gelombang baru," tutur aku.
"Serius meneliti tentang Bandung?"
"Iya, baru tahun lalu kan akhirnya ada Wali Kota produk booming pendidikan. Wali Kota itu 'neo menak'.  Pemimpin ini  yang aku harapkan membawa perubahan, yang membuat kota menjadi romantis," kataku."Bandung itu hibrida sempurna dari budaya Barat dan tradisional Sunda. Saung Angklung Mang Udjo di antaranya."
Mahasiswa  juga sedang meneliti musik tetapi era 1970-an.  Di antaranya musik rock.  Bandung itu katanya jiwa musiknya rock. Â
Dari Perpustakaan Nasional ke Blok M, di sana memenuhi janji dengan Putri dan Utami, dua rekanku di sebuah media televisi video. Aku bekerja untuk tugas tertentu di sana, merangkap Majalah Plesir.  Kami buka puasa bersama  di Ayam Berkah.Â
Putri adalah murid aku yang diserahkan oleh senior aku dulu untuk dididik jadi jurnalis. Â Aku suka semangatnya dan dia membiayai kuliahnya sendiri dari hasil kerja. Â Minatnya pada bidang kesehatan. Â Akhirnya Putri aku minta menulis destinasi wisata di Surakarta buat penghasilan tambahannya.
Aku suka ayam goreng Sunda atau Jawa. Kalau di Bandung aku mencari Ayam goreng Merdeka atau Ampera. Â Hanya saja variasi menu makanan Sunda lebih banyak sayurnya. Cocok untuk jaga keseimbangan.
"Pak Irvan hiking?" tanya Putri. Kelahiran 1992, dia sudah kularang panggil Pak. Tetapi rupanya Putri segan memanggil Bang, seperti umumnya jurnalis. Â Bahkan kemarin adik kelasku saja memanggil nama.
Putri itu suka naik gunung bersama kawan-kawannya. Â Dia pernah ke Gunung Lawu, menurut pengakuannya. Kalau aku suka hiking. Kalau ke Bandung aku menyempatkan diri untuk hiking.
Salah satu yang membuat aku penasaran adalah menjelajahi jalur Patrol-Ujung Berung, seperti belakang horizontal Kota Bandung yang rasanya eksotis di internet. Bagaimana kiranya 1950-an? (Bersambung)