Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gemini Syndrome: Episode Apel di Kota Batu

31 Mei 2024   23:57 Diperbarui: 1 Juni 2024   00:17 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suatu pemandnagan di Kota Batu-Foto:Irvan Sjafari

Sebuah Rumah di Surabaya 1915

Tiba-tiba perempuan ayu itu tiba di tepi tempat tidur lelaki itu bersama bocah itu.  Keduanya pucat dan menatapku dengan mata merah menyala. "Kalau kamu mau melepas kami bilang baik-baik!" mereka geram dan tiba-tiba tikus-tikus mati di sekitar  tempat tidur laki-laki itu hingga terjaga dari mimpinya.

"Desa istrimu sudah dikibarkan bendera merah. Belum ada yang berani masuk.  Ketika malam menyeramkan. Makanya sudah aku bilang jangan menikah dengan perempuan dari negeri lain," kata seorang pria.

"Aku mencintai dia Abang. Mencintainya sampai nafas terakhir tetapi dia tidak mau meninggalkan kampungnya dan ikut aku  tinggal di Batavia atau di Bandung," jawab laki-laki itu. "Abang seperti saudaraku yang lain tidak suka aku menikah dengan perempuan di Tanah Jawa."

"Ala, yang sudah-sudah laki-laki dari negeri kita kalau menikah dengan perempuan dari negeri lain lupa kampungnya. Kamu tidak mau menengok kampung."

Laki-laki itu kemudian melihat seorang pemuda di balkon.  Dia tampaknya menunggu laki-laki itu dan mengenalnya.  Lalu laki-laki itu turun.

"Istri dan anakmu sakit, Jenengan bagaimana sih?" ucapnya kemudian berlalu.

Laki-laki itu termenung sejenak.  Tiba-tiba dia pergi menyambar tas berisi pakaian.

"Hei, mau kemana kamu?"

"Memenuhi sumpahku!" jawab laki-laki itu.

Laki-laki itu tiba di Stasiun Malang dan kemudian naik dokar ke Singosari yang masih belum berbendera merah. Dengan wajah sendu dia mengendap memasuki  desa  yang telah ditinggalkannya yang sudah dipasang bendera merah, ketika hari sudah mulai gelap.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun