"Nggak usah pakai nuklir manusia sudah menciptakan kiamatnya sendiri kok? Berapa tahun lagi sebagian besar es di kutub mencair," jawab Adinda.
                                ***
Namaku Adinda Sundari Rivai, hari pernikahanku aku pada 8 Desember adalah hari terakhir peradapan manusia masih utuh, setelah itu keruntuhannya setahap demi setahap. Â Â
Sehari setelah pecah perang di Taiwan, Semenanjung Korea, Hizbullah dan Israel bentrok membuat perhatian Amerika Serikat jadi terbagi. Â Sementara Iran dan Israel perang drone. Â Iran berang Israel beberapa kali melanggar wilayahnya. Para pengamat menilai 9 Desember pecahnya Perang Dunia Ketiga.
Semangat anti Amerika Serikat menyala kembali di Kuba dan Venzuela. Â Meksiko jatuh ke tangan seorang ditaktor yang punya semangat ingin merebut kembali Texas menjadi bagian wilayahnya. Dia merasa dirinya titisan Jenderal Santa Ana.
"Sidang PBB sedang tegang. Kalau lembaga itu bubar maka dampaknya tak terbayangkan," ucap Duta Besar RI untuk PBB Aprilia Rahmi dalam wawancaranya dengan Urip Sudirman dari Membaca Indonesia.Â
April membenarkan bahwa perang veto sudah terjadi di PBB hanya dalam beberapa hari. Tiongkok memveto resolusi serangan ke Taiwan hingga membela Korut, AS memveto penyelidikan pelanggaran Israel atas Iran.
Dia hanya agak heran, kok bisa-bisanya Urip tahu dia sedang cuti untuk menengok keluarganya di kawasan Puncak, Jawa Barat. Â Tentunya informasi dari Adinda dan orangnya.
PBB bubar 10 Desember. Â Amerika Serikat intervensi ke Korea Selatan, Taiwan dan Timur Tengah. Â Rusia menyerang Polandia pada hari itu, sehari ketika negara itu memilih jadi anggota NATO. Â
Pada hari itu pecah perang terbuka antara Israel dan Iran dengan sekutunya Suriah dan Hizbullah. Â Presiden Indonesia Taufik Mulyana menyatakan Indonesia berdiri pada posisi netral dan tidak mengizinkan pihak manapun melintasi Indonesia. Â Hingga Australia harus memutar lewat Papua Nugini agar bisa ke Laut China Selatan. Â
Demonstrasi terjadi di Prancis, Inggris, Jerman, Belanda, Belgia di mana masyarakatnya menolak ikut perang. Kepala negara sekutu AS di Eropa pusing tujuh keliling. Â Lebih dari 50 persen anggota parlemen negaranya ikut terjun membantu AS di Korea Selatan, Taiwan, dan Israel.Â