Kang Iskandar merindukan mereka? Suara telepati Adinda masuk ke pikiran Iskandar.
                                       ***
Pada Sabtu, 9 Desember sore, Roby dan Adinda menonton televisi bersama kedua mertuanya dan Emma. Setelah hari pernikahan mereka. Sementara Ananda sudah pulang ke tempat kostnya setelah mengantarkan Lila ke rumah orangtuanya di Buahbatu.
"Mengapa sih kamu ingin kita menonton televisi?" tanya Roby penasaran.
Adinda tersenyum. Â Penyiar televisi tampak pucat pasi ketika membacakan berita. Â Hari ini 9 Desember pagi, Tiongkok menyerbu Taiwan dengan serangan udara mendadak diikuti pertempuran di Laut China Selatan. Taiwan adalah Hak Tiongkok, ujar pemimpin Tiongkok dalam pidatonya.
Belum ada reaksi dunia. Pada saat bersamaan kendaraan lapis baja Korea Utara melintasi garis pararel 38 derajat dengan tujuan untuk mengambil kembali saudara dari tangan imprealisme Barat.
Amerika Serikat terkejut pasalnya mereka terkonsentrasi ke Timur Tengah melindungi ladang minyak terakhir di sana karena pergolakan di beberapa negara dan ketegangan meningkat antara Iran dan Israel sudah saling serang dengan drone.
"Kamu sudah tahu?" Roby, Oma Nursanti, Emma melihat dengan tajam ke arah Adinda.
Adinda mengangguk. "Indonesia masih aman. Â Sampai saat ini. Bulan depan tidak tahu. Bersiaplah. Tetapi kami akan melindungi kalian, sesuai dengan misi kami.
PBB terancam bubar. Rusia menyatakan dukungannya pada Tiongkok, Korea Utara dan Iran. Diaspora Indonesia yang ada di Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan dan Eropa ketakutan. Â Mereka tidak akan bisa pulang.
"Kalau pakai nuklir kiamat," ucap Oma Nursanti.