Aku ingin bersuara. Tapi Angga sudah menoleh. Lalu menarik tangan aku.
"Beri aku waktu, aku ingin bicara dengan istriku."
Ares mengangguk. "Silahkan! Â Sore nanti kita kembali ke kemah. Â Pagi besok kita lakukan serangan lagi."
Dengan agak gusar, aku menurut ketika Angga menarik tanganku meninggalkan gua. Dia meminta enam  tentara Atlantis mengawal kami. Kami memutari gua ke atas bukit yang lebih tinggi.
"Apa-apaan Kang Angga. Hiyang, mahluk Alien itu?"
"Iya, mereka menganggap mereka dewa. Juga orang-orang di negeri ini."
"Jadi gambar Elang benar?"
"Apa?"
"Negeri Atlantis butuh bantuan ketika diserang orang-orang dari Lemuria. Mereka meminta kami mengajarkan teknologi senjata untuk melindungi Atlantis. Berhasil. Bahkan kami berbalik menyerang Lemuria dan melumpuhkan mereka. Daeng gugur."
Aku tak tahu jadi memaafkan dan kagum. Tapi kemudian aku menduga, para  Hiyang kemudian kecewa karena Atlantis juga menggunakan teknologi untuk menaklukan bangsa lain.  Hiyang mengkhawatirkan bangsa di tanah Sunda ini dimusnahkan dan mereka membujuk Elang dan Iskanti, sebetulnya Taruma. Kali ini mereka tepat, Taruma mengajarkan kebijakan pada Elang hanya untuk mempertahankan diri.