Perjalanan ke mari membuat anomali ini, kedua pihak tidak saling mengenali.
"Aku juga kehilangan ayahku terkena senjata itu. Lilin sayap burung meleleh terkena tembakan dan dia jatuh ke laut."Â
"Itu sebabnya pasukan ini dinamakan Icarus, nama ayahanda Panglima," kata Angga.
"Kang Angga, Daeng?"  Aku  bertanya dengan tajam. Rasa hormat aku berkurang, walau aku masih sayang.  Aku mencium bau keserakahan, hal yang ditakuti para perintis kami di Titanium.
"Zulfikar? Dia gugur waktu kami menyerang daratan besar musuh kami."
Angga menjawab enteng. Â Berarti bangsa Atlantis penjajah? Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
"Panglima Deaukalion masih di Atlantis. Raja Pelasgos ingin dia menyiapkan penyerangan ke negeri belahan Barat."Â
Angga tampak gelisah. "Aku tidak paham kemauan Raja Pelasgos. Sudah dua negeri takluk dengan kita. Kini yang ketiga mendapat perlawanan, mau menyerang negeri lain."
"Aku juga tidak setuju Panglima Angga. Tapi ini perintah. Tugas kita tuntaskan misi. Kau tahu sifat raja kita."
"Hiyang pasti tidak merestui kita."
Ares mengangguk. "Bukan kau saja yang dapat peringatan."