“Dinda! Bonekanya masih bagus, ” katanya memeluk saya seperti sudah pernah bertemu. Dia berbisik.”Sudah bisa dansa belum?”
“ Nenek ke Jakarta, makan Bakmi Gang Kelinci lagi?” kata saya agak keras.
“ Boleh, tetapi jangan sendirian ya, malu atuh dilaporin tetangga! Ngomong sendirian di warung bakmi,” celetuk kakaknya.
Nenek memincingkan mata pada saya. “Ah, di Bandung ada banyak bakmi yang enak. Ayo masuk dulu!”
Papa, Mama dan kakak nenek memasuki rumah. Saya berjalan bersama Nenek bernyanyi bersama.
Stupid Cupid you're a real mean guy
I'd like to clip your wings so you can't fly
I'm in love and it's a crying shame
And I know that you're the one to blame
Hey hey, set me free
Stupid Cupid stop picking on me
Saya dengar Mama berkata pada papa. “Mereka nyanyi kok kompak bangetya! Sepertinya mereka lama kenal!”
Sunter, Jakarta Utara, 26 Agustus 2005.
Irvan Sjafari
Catatan Kaki:
- Sebutan Mer (suster) dan Muder (kepala sekolah) di Santa Ursula pada 1950-an.
Kredit foto:
Ilustrasi rumah tua : d.wattpad.com/story_parts/196882024/images/142100700e7d9a7d.jpg