Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Galeri 9: Rumah Tua

30 Mei 2016   19:37 Diperbarui: 30 Mei 2016   19:49 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah tua (kredit foto : d.wattpad.com/story_parts/196882024/images/142100700e7d9a7d.jpg)

Saya mengambil kedua boneka dan meletakannya di rumah boneka. Mereka saya berikan baju seperti puteri bangsawan Eropa abad 19.

“ Apa kabar?” sapa saya.

“ Baik!”

Ada yang menyahut. Saya menoleh. Saya tak percaya hantu. Lemari jati tua itu bergerak. Saya mulai agak takut, tapi penasaran. Lalu saya mengambil kunci kedua di saku celana pendek saya dan mencoba membukanya. Bisa! Memang kuncinya. Sebuah cahaya menyilaukan keluar dari lemari dan membuat saya terdorong. Sepertinya saya tak sadarkan diri.

***

Entah berapa lama, sepasang tangan menolong saya berdiri. Seorang anak perempuan sebaya saya dengan blus dan rok biru berdiri berhadapan dengan saya. Rambutnya dikepang dua. Postur tubuhnya lebih kecil dari saya, sekitar 155 cm, saya sendiri tingginya sekitar 160 cm. Model busana dan rambutnya tampak aneh.

“Apa kabar? Kamu saya temukan tertidur di kamar loteng? Sedang apa kamu di sini?” tanya perempuan itu. Tangannya lembut dan cekatan memplester kening saya rupanya lecet.

“ Kamu sendiri siapa? Kok ada di loteng rumah kami?”

Dia tertawa terbahak-bahak. Dia tidak keberatan atas pertanyaan balik.

“Kamu mungkin tetangganya Farida. Papa bilang dia akan memperkanalkan saya dengan anak perempuan tetangga anak sepupu Papa yang tinggal di Tanah Abang. Saya belum pernah bertemu?”

Saya bengong. Dia memandang saya. “Ah, nggak penting siapa kamu! Saya juga butuh teman bermain! Saya dari tadi sendirian! Papa dan Mama sedang pergi!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun