Mohon tunggu...
Jumat Tuniah
Jumat Tuniah Mohon Tunggu... Guru - Simple Person

Tebar Kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat Cinta untuk Ayah

20 Mei 2022   15:57 Diperbarui: 20 Mei 2022   16:19 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tapi apa, Ra? "

"Tapi.. Aku ga yakin, Va. "

"Aku kena leukemia, Va" Jawabku. Mataku berkaca-kaca kembali.

"Kamu bercanda kan, Ra? " Eva sambil memegang kedua pundakku. Tampak wajahnya terkejut dan tidak percaya.

"Iya, Va. Aku serius" Seketika air mataku mengalir tak terbendung. Saat itu pula Eva memelukku. 

"Yang sabar ya, Ra. Kamu yang tenang. Kamu harus kuat. Kamu harus sembuh. " Eva masih memelukku dan mengusap punggungku mencoba menenangkanku.

Kemoterapi aku jalani. Obat-obatan yang ingin aku hindari kini menjadi bagian di setiap hariku. 

Ayah selalu kembali ketika hari sudah larut malam. Ayah mencari uang dari pagi hingga malam. Ibu menjagaku siang malam. Aku semakin tidak berdaya. Hari-hari kulewati di rumah sakit. Aku ingin pulang. Aku meminta ibu untuk pulang.

 Tapi ibu terlalu menghawatirkan keadaanku. Tapi keinginanku untuk pulang sangatlah besar.

Karena desakanku setiap hari, membuat ayah dan ibuku mengalah. Aku akan pulang ke rumah. Ibu mengemas semua barang-barangku. 

Dan tidak lama kemudian telah sampailah kami ke  rumah yang aku rindukan. Setiba di rumah, aku langsung membuka pintu kamarku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun