Tidak lama seorang ibu membukakan pintu dan Eva disambut dengan ramah. Eva ingin menyerahkan catatan harian milik Nara.
Sebelum meninggal, Nara meminta Eva untuk menyerahkannya kepada ayahnya. Eva mengeluarkan buku catatan itu dari dalam tas kecilnya. Ibu itu memanggil suaminya yang kemudian laki-laki  itu ikut bergabung duduk di sofa bersama Eva dan ibu Nara.Â
Laki-laki itu adalah ayah Nara. Eva menyerahkan buku harian itu kepada ayah Nara. Ayah Nara membuka selembar demi selembar buku tersebut. Bahunya bergetar, matanya mulai berkaca-kaca.Â
Tangannya masih  membuka lembar demi lembar, sampai pada akhirnya ia pada lembar paling akhir. Dalam hati ia mulai membacanya.
Surat cinta untuk ayah
Dia....
Seorang lelaki sabar yang selalu memikul tanggungjawab besar
Lelaki yang tidak pernah mengeluh, bahkan selalu menguatkanku
Lelaki yang tidak pernah menangis di depanku, meski ia terluka hebat
Lelaki yang berusaha tersenyum padaku, meski aku tahu hatinya teriris.
Lelaki yang selalu membuatku  belajar tentang banyak hal, bahkan tentang cinta