Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kamar 13.09

6 April 2020   15:19 Diperbarui: 6 April 2020   15:25 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kamar Hotel 13.09 (Sumber: tripadvisor.co.id)

Kembali aku pencet tombol penutup pintu lift dengan tergesa-gesa dan menekan tombol menuju lobi hotel. Sempat kulihat pria itu berusaha bangkit kembali dengan wajah penuh amarah ketika pintu lift hampit tertutup dengan sempurna.

Aku tak habis pikir kenapa harus mengalami hal seperti ini. Mimpi apa aku semalam?  Apa salahku? Pikirku dalam hati. Baru kali ini aku merasakan menunggu sampai ke bawah di dalam lift terasa lama sekali.

Saat pintu terbuka, aku langsung lari menuju loi hotel. Saat itu suasana di sekitar lobi sepi sekali. Aku tak tahu ini jam berapa, tapi sepertinya sudah tengah malam. Hanya ada dua orang petugas yang terlihat di sana. Satu orang sedang berdiri sambil menerima telepon, sedangkan seorang lagi tengah asyik memeriksa buku tamu.

Mendengar suara langkahku berlari ke arah mereka membuat mereka tampak terkejut. Apalagi tubuhku bersimbah darah dengan wajah penuh ketakutan.

"Tooloooong ... tooloooong ...ada pembunuhan Pak!" Teriakku kencang sambil terengah-engah menuju ke arah mereka.

Kedua petugas itu terpana melihat kondisiku. Mereka sontak menghentikan aktivitasnya.

"Ada apa Pak? Apa yang terjadi?" Ujar pria  muda berkaca mata minus yang tadi sedang memeriksa buku tamu.

"Iya Pak ....Ada apa ya? Kenapa baju Bapak penuh darah?" Timpal petugas satu lagi yang tadi sedang menelepon.

"Ada pembunuhan di Kamar 13.09 Pak. Saya saksinya Pak. Pembunuhnya tadi mengejar saya dan berusaha untuk membunuh saya juga. Untung saya berhasil kabur Pak. Tolong Pak, segera periksa," ujarku memohon agar petugas tersebut memeriksa laporanku.

"Kamar 13.09?" Ujar kedua petugas hotel itu hampir bersamaan.

"Benar Pak! Ayo kita segera ke sana. Tolong panggil security Pak. Cepat Pak!" Ujarku dengan nada ketakutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun