Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kamar 13.09

6 April 2020   15:19 Diperbarui: 6 April 2020   15:25 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kamar Hotel 13.09 (Sumber: tripadvisor.co.id)

"Pergi sana! Aku muak hidup bersamamu. Aku ingin bebas. Bosan berada dibawah ketiakmu terus," balas wanita itu tak kalah sengitnya.

Aku hanya bisa berdiam dan berusaha mengintip dari lubang pintu hotel. Namun, tak satu senti pun yang bisa kulihat. Suasana sepertinya semakin menegangkan. Lalu kembali terdengar suara benda-benda yang dilempar. Bunyinya keras sekali. Tiba-tiba terdengar teriakan dari wanita itu.

"Ja ...jangaaan ...ampuuun. Lepaskan a ..a..aku," mohon wanita itu.

"Rupanya ini ya maumu!" Ujar pria itu penuh amarah.

Suasana mendadak jadi hening. Aku mencoba memberanikan diri membuka pintu, ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi. Perlahan-lahan pintu kubuka. Terlihatlah pemandangan yang mengerikan dan menyayat hati.

"Astagfirullah!" Cuma sepatah kata itu yang bisa keluar dari mulutku.

Depan pintu kamarku terlihat sepatu wanita dan handphone yang pecah berantakan. Hal yang lebih mengerikan lagi, terlihat sosok wanita bersimbah darah tergeletak di dekat pintu kamar 13.09 yang telah terbuka lebar. Letak kamar ini memang persis berseberangan dengan kamarku.

Aku benar-benar merasa terperanjat, bingung bercampur takut. Tak tahu apa yang harus kulakukan. Sementara darah segar terus mengalir dari tenggorokan wanita itu.

Aku mencoba mendekatinya ingin memeriksa keadaannya dari dekat untuk memastikan dia masih hidup atau sudah mati.

Ya Allah ...Bukankah ini wanita yang tadi bertemu denganku di lobi? Mana pria berambut cepak yang tadi pergi bersamanya? Pikirku dalam hati.

Baru saja kusentuh lengan wanita itu untuk memastikan dirinya masih hidup atau sudah mati, tiba-tiba pria yang kucari muncul dari dalam kamar mandi. Lengan kanannya masih memegang pisau yang bersimbah darah. Sontak saja aku terkejut. Tanpa pikir panjang aku langsung berdiri dan mundur beberapa langkah ke belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun