Dalam lingkungan Panopticon, individu cenderung mengurangi inisiatif dan kreativitas mereka. Ketika mereka merasa terus-menerus terpantau dan dikendalikan, tahanan mungkin merasa takut untuk berpikir di luar batasan yang ditetapkan oleh pengawasan. Mereka mungkin menjadi terlalu mematuhi aturan dan menghindari risiko atau eksperimen yang berpotensi melanggar norma yang berlaku.
2. Tahanan akan Selalu Bergantungan Pada Pengawas
Panopticon dapat menimbulkan sikap ketergantungan tahanan pada pengawasan untuk mengatur perilaku mereka. Tahanan mungkin kehilangan kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri dan mengatur diri mereka sendiri tanpa adanya pengawasan yang mengintai. Mereka menjadi bergantung pada pengawasan untuk memastikan kepatuhan mereka terhadap norma dan aturan yang telah ditetapkan.
3. Dapat Mengganggu Kehidupan Pribadi Tahanan atau Individu
Panopticon dapat mengganggu kehidupan pribadi Tahanan. Tahanan mungkin merasa bahwa tidak ada ruang yang benar-benar pribadi atau tempat untuk bersembunyi dari pengawasan. Privasi menjadi terkikis dan tahanan merasa tidak dapat melakukan aktivitas pribadi tanpa pengawasan yang potensial. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka dan mengurangi rasa kebebasan dan otonomi dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Penerapan Konsep Panopticon Pada Aspek Kehidupan
Ada beberapa contoh kasus atau situasi di mana prinsip-prinsip Panopticon dapat diterapkan. Berikut ini merupakan beberapa contohnya adalah sebagai berikut:
1. Tempat Kerja
Konsep Panopticon dapat diterapkan pada lingkungan kerja. Misalnya, dalam perusahaan dengan pengawasan yang ketat, seperti pabrik, penggunaan CCTV dan sistem pemantauan elektronik dapat menciptakan perasaan terus-menerus terpantau pada para pekerja atau karyawan. Hal ini dapat berdampak pada perilaku karyawan, memotivasi mereka untuk mematuhi aturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
2. Tempat Umum / Ruang Publik